Diriwayatkan cagar budaya ini sebagai tempat beristirahat Ki Dalang Soponyono pada saat melarikan Dewi Ruyung Wulan (Putri dari Adipati Carangsoko). Ki Dalang Soponyono adalah seorang dalang yang sangat terkenal pada saat itu terutama di kawasan Kadipaten Mojosemi, Bantengan, Carangsoko, Pesantenan, Paranggarudo dan sekitarnya, karena mampu membawakan karakter tokoh wayang dalam cerita Mahabarata dan Ramayana yang seolah - olah cerita itu hidup.
Dalam legenda tersebut dikisahkan Ki Dalang Soponyono melarikan Dewi Ruyung Wulan pada saat tampil diperhelatan upacara pernikahannya dengan Raden Jasari (Putra dari Adipati Paranggarudo) karena paksaan untuk dijodohkan. Sebenarnya Dewi Ruyung Wulan lebih tertarik dengan sosok Ki Dalang Soponyono daripada calon suaminya, sehingga mereka berdua mengatur strategi dengan membuat lakon cerita dalam pementasan wayang yang mirip seperti kisah hidupnya yang tragis. Ketika tiba saatnya untuk tampil Ki Dalang Soponyono ditemani oleh dua orang adik perempuannya dan Dewi Ruyung Wulan sebagai waranggono. Lalu pada saat waktu yang telah ditentukan Ki dalang Soponyono dengan kesaktiannya mematikan lampu minyak yang dipergunakan untuk penerangan dan membawa lari Dewi Ruyung Wulan beserta kedua orang adiknya. Kemudian pihak Kadipaten Paranggarudo-pun melakukan pengejaran yang dipimpin oleh Patih Singopati dan Yuyu Rumpung. Dalam pelariannya ke empat orang tadi sampailah di Dusun Bantengan, karena telah menempuh perjalanan yang cukup jauh merasa kehausan dan kelelahan, maka mereka-pun berhenti untuk beristirahat. Dan ditemuilah sebuah sumur di tempat tersebut, namun ketika Ki Dalang bermaksud mengambil air dari dalam sumur untuk diminum ternyata tidak terdapat timba (alat tradisional) untuk mengambil air dari dalam sumur. Kemudian Ki dalang Soponyono dengan kesaktian yang dimilikinya dan atas izin Tuhan Yang Maha Esa maka sumur itu sanggup digulingkan sehingga airnya dapat mengalir untuk diminum.
Sulit dibayangkan sumur yang berada di dalam perut bumi dapat digulingkan namun percaya atau tidak, itulah legenda yang telah beredar dari mulut ke mulut dan telah turun temurun di kalangan masyarakat sekitar Kota Pati. Saat ini kemiringan sumur tersebut tidak dapat dilihat sebagaimana yang telah dikisahkan karena sudah ditutup untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan dan letak sumur itu dipercaya berada dibawah pohon beringin yang tumbuh diatasnya.
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Di Mustika Kembar
Judul Artikel : Cerita Sumur Gumuling
Diterbitkan Oleh : Mustika Kembar
Artikel ini di patenkan pada myfreecopyright, apabila mengutip tanpa memberikan link balik pada artikel ini,akan di proses secara DMCA Takedown yang tentunya akan berakibat tidak baik pada blog saudara.
Anda dipersilakan copy paste artikel dengan mencantumkan url sumber di bawah ini :
Subscribe via RSS Feed by Mustika Kembar Indonesia
Diterbitkan Oleh : Mustika Kembar
Artikel ini di patenkan pada myfreecopyright, apabila mengutip tanpa memberikan link balik pada artikel ini,akan di proses secara DMCA Takedown yang tentunya akan berakibat tidak baik pada blog saudara.
Anda dipersilakan copy paste artikel dengan mencantumkan url sumber di bawah ini :
Subscribe via RSS Feed by Mustika Kembar Indonesia